Sponsors Link

4 Jenis Baterai Smartphone yang Bagus dan Tahan Lama

Sponsors Link

Keberadaan baterai pada perangkat portable menjadi sangat penting. Baterai menjadi nyawa dari semua perangkat teknologi mobile yang ringan dan mudah dibawa kemana-mana seperti telepon genggam. Keberadaan zaman yang semakin canggih ini membuat baterai terus berevolusi dari bahan dasarnya, desainnya, dan bobotnya semakin enteng. Bahkan kini ada beberapa HP baterai awet dengan desain yang slim.

Dulu handphone menggunakan catu daya NiCd atau NiMH yang bentuknya relative lebih besar dari baterai handphone kekinian. Untuk lebih jelasnya yuk kita simak ulasan mengenai jenis baterai smartphone. Dari awal munculnya telepon genggam hingga jenis-jenis smartphone saat ini.

1. NiCd (Nickle Cadmium)

NiCd singkatan dari Nickel Cardinium Battery, baterai isi ulang pertama dengan kapasitas yang besar. Dulu semua jenis ponsel menggunakan baterai type ini. Namun sekarang baterai yang identik dengan bentuk yang besar sudah ditinggalkan. Karena tidak lagi sesuai dengan gadget kekinian yang semakin slim dan ringan. Baterai generasi pertama ini tahan terhadap beban berat dan dapat di charge dengan lebih cepat dibanding dengan baterai lithium.

Baterai jenis nickel ini memiliki memori dengan efek yang permanen. Artinya jika tidak di cas dengan cara yang benar, ujung-ujung kapasitas baterai akan terus menurun dan mati total. Kendala lainnya adalah harus di-charge jika baterai sudah benar-benar kosong. Sudah kapasitas penyimpanannya rendah, baterai nickel ini bisa habis sendiri walaupun tidak dipakai, kurang lebih energinya akan hilang 22 % dalam waktu 24 jam tanpa pemakaian.

2. NiMH (Nickel Metal Hydride)

Model kedua baterai charge adalah baterai jenis NiMH (Nicke Metal Hydride), yang ramah lingkungan dan bentuknya lebih kecil dan bobotnya ringan dibanding baterai baterai generasi sebelumnya. Model baterai NiMH memiliki kapasitas penyimpanan yang lebih banyak dibanding dengan baterai generasi pertama, NiCd. Daya yang hilang (self discharging) lebih rendah yang 16 % energi baterai hilang dalam waktu 24 jam. Baterai ini di-charge saat baterai benar-benar kosong. Model baterai seperti ini masih banyak terdapat pada handphone kelas menengah bawah.

3. Li-Ion (Lithium Ion)

Baterai generasi ketiga ini memiliki perbedaan mendasar jika dibanding dengan jenis baterai sebelumnya. Li-ion ini tidak memiliki memory efek, sehingga kita bisa charge baterai tanpa nunggu baterai habis. Kekurangannya Li-ion ini “life cycle”nya yang pendek. Jika diisi secara berlebihan baterai ini akan akan menurun performanya, bahkan overcharging ini bisa menjadi penyebab HP meledak saat dicas.

Pabrikan smartphone banyak menggunakan jenis baterai ini untuk komponen catu dayanya. Kenapa?

Salah satu hal yang mendasar dan menjadi alasan mengapa industri ponsel menggunakan teknologi baterai Li-ion andalah karena perkembangan teknologi mengarah kepada perangkat yang lebih kecil dan ringan dan tipis. Baterai Li-ion yang bisa mengakomodir kebutuhan teknologi saat ini. Bukan hanya ringan dan tipis namun kemampuan simpannya juga lebih bagus dibanding dengan 2 generasi baterai sebelumnya. Sehingga Li-ion terus digunakan sebagai komponen catu daya teknologi smartphone saat ini.

Untuk gambaran detailnya Li-ion memiliki daya simpan yang lebih besar, mampu menampung 150 watt-hour pada 1 kilogram baterai. Sementara untuk baterai NiMH hanya bisa 60-70 watt-hour saja. Selain masalah kapasitas simpan. Pemilihan Li-ion sebagai catu daya favorit perangkat smartphone saat ini adalah tiadanya “memory effect” sehingga bisa dicas tanpa menunggu baterai habis terlebih dahulu.

Beberapa kekurangan baterai Li-ion yang perlu anda ketahui adalah masalah life time. Meskipun tidak dipakai baterai Li-ion akan menurun kemampuannya setelah masa waktu 3 tahun, walaupun baterai tersebut tidak dipakai.

Faktanya memang demikian, semua baterai yang bisa dicas akan mengalami penurunan kemampuan menampung daya, sehingga masa pemakaian baterai akan berbanding lurus dengan penurunan daya simpannya. Bahasa teknisnya baterai akan mengalami self-discharge. Baterai li-ion nilai self-dischage berkisar 5% perbulan, dengan NiMH 20% dengan waktu yang sama. Dari point ini dapat disimpulkan kalau Li-ion memiliki masa pakai baterai yang lebih lama dibanding baterai nickel.

4. Li-Po (Lithium Polymer)

Jenis baterai smartphone terbaru adalah jenis baterai Polimer ion baterai-lithium, atau lithium ion polimer yang lebih ngetrend dengan sebutan lithium polymer (Li-Poli, Li-Pol, Lipo, LIP, PLI, atau LiP). Umumnya model baterai polimer ini memiliki beberapa sel sekunder yang diparalelkan untuk meningkatkan kemampuan charging baterai.

Material baterai ini ramah lingkungan, namun cara penanganannya memang harus lebih hati-hati karena sifatnya yang liquid. Jika anda menekan terlalu keras bentuknya bisa berubah, jadi pastikan saat menangani baterai jenis ini jangan sampai kena benturan ataupun tekanan.

Kelemahan jenis baterai Li-Po mengharuskan anda mengisi ulang sebelum baterai benar-benar habis. Sebisa mungkin saat ada peringatan baterai lemah dari smartphone anda sebaiknya langsung dicas. Jika tidak saat saat dihidupkan kinerja smartphone akan terganggu karena daya yang masuk belum mencukupi.

Selain pengetahuan masalah baterai anda juga perlu mengetahui cara memilih charger hp yang bagus dan cara merawat baterai HP baru agar awet. Adakah jenis baterai baru setelah Lithium Polymer? Kita tunggu saja.

, , , ,
Oleh :
Kategori : Teknologi
Search
GADGET INFO

Kamu ada rencana ingin menjual hpmu tapi takut diberi harga murah? Lakukan hal-hal ini untuk mengetahui performa hpmu, layak atau tidak dijual dengan harga tinggi.